Minggu, 29 April 2012

I'm newbie here so please any readers
If I had wrong grammar or spell, please tell me :)
Suggest and critics and please use polite word
I have feelings too ^^

[NEWS]

I'll update about Korean info too ^^
But, if you want more you can follow @k_dramapop
We will use 2 languages :)
if you want to ask something or request something please email to my personal account
e-mail : selz_world@yahoo[dot]com or gloriavisella@yahoo[dot]com
add my facebook account : Gloria Visella
follow my twitter : @gloriavisella_
thank you ^^
annyonghaseo ~
I'm newbie here and i want to share something to my readers
My name is Gloria Visella Handoko, my korean name is Hyon, Ji Yoon.
My birth of date is 26 January 1998
My favorite hobbies are reading, listening to the music, writing and dancing
My favorite actresses is Kwon Yuri from Girls's Generation
My favorite books are touche, brondong lovers and bookaholis
My favorite musics are Adele _ Don't you remember, Taeyeon _ If and SNSD _ Complete
That's my profile.
I'll update soon :)

[Fanfiction] My Boy | tags : Kwon Yuri, Choi Siwon, Im Yoona, Park Jung Soo

tok tok tok
      "Yul~ahh, biarkan aku masuk"ucap Park Jeong Soo a.k.a Leeteuk

"Jeong Soo pergilahh !! Jelas-jelas kau berselingkuh ! Dan dengan KAKAKKU SENDIRI!!"teriak gadis yang dipanggil Yul

    Park Jeong Soo hanya bisa meninggalkan gadis itu sendiri dikamarnya. Sebelum itu, ia menyelipkan sebuah amplop besar warna biru lewat sela pintu kamar Yuri

      "Yul, paling tidak terimalah itu. Aku pulang dulu ya"ucap Leeteuk dengan nada sedih

          Kwon Yuri berdiri dari tempat semula dan mengambil amplop itu. 'Apa yang kau lakukan padaku?'tanya Yuri dalam hati
Ia merasa sakit hati. Pacarnya-Park Jeong Soo a.k.a Leeteuk- bertemu secara diam-diam dengan Kwon Yoona-kakaknya sendiri- bahkan Yuri mendengar sendiri Leeteuk berkata
'Would you marry me and be queen of my life and mother of my son? Saranghaeyo'
Yuri langsung lari saat itu

»FLASHBACK ON«
    Leeteuk berencana melamar Yuri namun ia tak tahu bagaimana. Ia meminta Yoona, kakak Yuri datang membantunya. Yoona menyarankan Leeteuk agar melamar Yuri dengan video yang nantinya akan mereka tonton bersama.

    "Bagaimana sudah siap semua?"tanya Leeteuk

"Sudah oppa"
 
    "Apa aku sudah ada di kamera?"

Yoona mengangguk

      "Yul, would you marry me and be queen of my life and mother of my son? Saranghaeyo"ucap Leeteuk mantap

Yoona menutup handycam yang ia bawa. Ia tersenyum melihat video yang mereka buat.

    Namun diluar cafe, Yuri melihat keduanya. Ia langsung masuk dan duduk dari kejauhan, hanya berjarak 2 meja dari tempatnya duduk.

  Sayang, Yuri hanya mendengar kalimat yang akhir. Ia tak sempat mendengar namanya dipanggil dalam pembuatan video tersebut. Yuri bahkan tidak mengetahui kalau mereka sedang membuat video. Ia mendongak melihat ekspresi Yoona, tersenyum. Pilar yang menghalangi membuatnya tak bisa melihat handycam yang dipegang Yoona.

Yuri berlari, ia menahan tangisannya. Air membasahi pelupuk dan pipi manisnya itu. Ia masih tak percaya apa yang baru saja ia dengar dan lihat. »FLASHBACK OFF«

~YURI POV~
Kriettt

    Aku menoleh ke arah pintu. Yoona. Aku benci kenyataan dia yang mengkontrol hidupku di Korea ini. Appa meninggal karena kanker yang menggorogoti tubuhnya sedangkan eomma tinggal di Paris mengurusi butiknya yang mulai mendunia. Kunci cadangan. Aku benci dia melakukan itu padaku. Ia bisa mengendalikanku seenaknya.

      "Yul"ucapnya sambil mengelus rambutku;"jangan terus-terusan seperti ini. Bukan maksud unnie untuk menganggu hubunganmu dengan Leeteuk oppa. Kau tahu sendiri kalau Ki Bum oppa sudah melamarku, untuk apa?"terang Yoona unnie

"Apa yang aku lihat membuktikan lebih banyak daripada apa yang aku dengar"jawab Yuri dingin

    Yoona membuang pandangan. Matanya tertuju pada amplop biru tersebut.
    "Yul, kalau kau belum bisa memaafkan aku baiklah. Tapi maafkan Leeteuk oppa, ia sudah bekerja keras untuk menyiapkan semua ini. Lebih baik kau tonton video yang diberikannya padamu"

Pintu tertutup. Video? Kapan Leeteuk oppa memberiku video? Yuri ingat amplop biru yang sedari tadi ada di sebelahnya. Sebuah disc dan surat. Ia memilih menonton videonya dahulu

        Wajah Leeteuk memenuhi layar tv. Tampak Leeteuk sedang gelisah namun juga senang

"Apa aku sudah ada dikamera?"tanya Leeteuk oppa pada sang pemegang handycam atau sejenisnya

"Yul, would you marry me and be queen of my life and mother of my son? Saranghaeyo"

Tampak sekali blushing di wajah Leeteuk oppa. Lalu video-pun mati. Yuri mengganti channel dengan kasar, ia rada bingung melihat Leeteuk oppa melakukan itu padanya. Jadi yang dilakukan Leeteuk oppa dan Yoona unnie itu membuat video untukku?

"Aku harus minta maaf pada Leeteuk oppa"gumam Yuri

      Namun, saat akan membuka ponselnya. Pandangannya tertuju pada sebuah stasiun televisi yang memberitakan sebuah kecelakaan beruntun di ruas jalan tol menuju Incheon International Airport. Yuri memang tak suka melihat berita, namun matanya tetap tertuju pada layar televisi. Ia membuka amplop surat sambil tetap terpaku pada berita itu.

"SEBUAH KECELAKAAN BERUNTUN TERJADI DI RUAS JALAN TOL ARAH INCHEON INTERNATIONAL AIRPORT. SEBUAH MOBIL JENIS MINIBUS TERPELANTING SEJAUH 10 METER KARENA MELAJU DI JALUR CEPAT DAN BERUSAHA MENGHINDARI MOBIL YANG BERHENTI. KECELAKAAN DISEBABKAN OLEH SALAH SATU PENGENDARA MENABRAK PEMBATAS JALAN DAN MENYEBABKAN MOBIL LAIN BERTUBRUKAN. NAMA KORBAN YAN LUKA MAUPUN TEWAS AKAN TAMPIL DI LAYAR KACA ANDA SETELAH INI'

Hwang Tae Kyung-30 tahun
Kim So Eun-22 tahun
Lee Ki Bum-27 tahun
Park Jeong Soo-28 tahun
Cho Lee Sung-35 tahun
Kang Sora-14 tahun

Yuri memperhatikan layar kaca dengan seksama. Ia berharap nama Park Jeong Soo tidak tampil pada televisi sebab Leeteuk oppa tidak akan pergi tanpa sepengatuhannya. Namun dugaannya salah, nama Park Jeong Soo tampil dalam berita itu sebagai korban tewas!!

    Yuri menjerit, ia tak percaya apa yang ia lihat barusan. Aku membuka surat itu perlahan
To my beloved yeojachingu, Yuri
      Aku akan pergi ke US untuk meminta orang tuaku melamarmu. Tunggu aku ya jagi (tak apakan aku memanggilmu jagi?)
            Saranghaeyo

                                                                  Leeteuk

Yuri meremas surat yang ada di tangannya sekarang. Ia tak percaya bahwa Leeteuk oppa meninggal. Seharusnya ia mendengarkan dulu penjelasan Leeteuk oppa. Seharusnya ia tak marah dengannya. Seharusnya aku mencegahnya. Seharusnya..........
      Ya begitu lah, penyesalan selalu datang terakhir
~END YURI POV~

~AUTHOR POV~
    Seorang namja yang berusia sekitar 24 tahun berdiri mondar mandir seperti kucing mau melahirkan.
   
      "Mana Yuri?"tanya namja tersebut

  "Aku juga tak tahu oppa. Aku sudah cari ketempat dia biasa nongkrong. Tetap saja tak ada"jawab Seo Joo Hyun a.k.a SeoHyun

Tiba-tiba wajah Siwon berubah. Ia menjadi cemas. Ia teringat sesuatu. Rahangnya mengeras

          "Seororo, aku pergi dulu!"

      "Tapi oppa, .... aku ingin ikut"pinta Seohyun
       
        "Tak usah. Hanya aku yang tahu tempat dimana Yuri bersembunyi sekarang"ucap Siwon

  Siwon memacu mobilnya kearah tol. Tepatnya ruas tol arah Incheon International Airport. Bukan Tol Cipularang ataupun di KM 97 (Emang apaan? --") Siwon melancarkan matanya ke ruas kiri jalan. Ia melihat seorang wanita terduduk di ruas jalan dengan memakai kaos v-neck warna biru, celana jeans panjang dan rambut terurai. Perempuan itu berdiri.

  "Oppa, tunggu aku ya"ucap gadis itu

1

2

3

4

  Grabb, tangannya dipegang. Kakinya ikut berhenti. Perempuan itu menoleh.

    "Kau"panggil Yuri dengan tatapan sinis;"untuk apa kau kesini? Leeteuk oppa sedang menungguku disana. Apa kau senang melihat teman baikmu menderita di alam sana? SENDIRIAN!!"bentak Yuri

"Apa hyung juga akan senang melihat wanita yang ia cintai masih larut dalam kesedihan dan bahkan berniat bunuh diri? HAH! Apa Leeteuk hyung akan bahagia?"

      Yuri tertohok. Ia tak akan menyangka namja sok tahu ini akan berkata begitu. Ia terpojok, perkataan namja ini benar.
 
    "Oppadeul, maafkan aku oppa! Oppa, aku rindu kau. Kembalilah oppa!"jerit Yuri

Tangis Yuri pecah seketika. Ia menjatuhkan tubuhnya, dan bertumpu pada lututnya. Siwon tak mampu melihat Yuri seperti itu. Luruh semua rasa tegarnya, ia memeluk Yuri.

      "Menangislah bila itu dapat membuatmu nyaman"

  Yuri memukul punggung Siwon. Siwon mengangkat Yuri. Tampaknya gadis itu tak kuat berdiri. Yuri hanya diam seperti orang linglung

      "Ayo kita pergi. Aku tahu tempat yang pas untuk membuang semua perasaan yang ada"

  Siwon melirik sekilas jam tangan-nya. Ia mengabaikan jam berapa sekarang ini. Ia hanya berharap gadis ini kembali menjadi Yuri yang ia kenal selama ini. Ia melajukan mobilnya ke sebuah padang ilalang luas yang menguning dan tak bertuan.

      "Kau bisa berteriak sepuasnya disini. Dulu bila aku sedang patah hati, aku berteriak semampuku dan perasaan akan lega setelahnya"anjur Siwon

        "AAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaa~~ "jerit Yuri

      "Op-paa~ kem-b-ali lahh~~ Oppa-a sarang~haeyo. AAAAAAAAaaaaaaaaaaaa"

  Yuri terjatuh lagi. Badan-nya tak mampu menahan sakit yang ia terima. Siwon memapahnya ke batang pohon kokoh yang dijadikan tempat duduk.

          "Yul, ayo pulang. Sudah malam"ajak Siwon

Yuri menggeleng

                "oppa, bila kau ingin pulang. Pulanglah saja hiks, hiks...... Aku masih ingin bertemu Jeong Soo hiks oppa~"ucap Yuri lirih;"kau tahu oppa"ucap Yuri sambil menoleh ke arah Siwon;" kau sangat mirip dengan-nya. Apa kau reinkarnasi dari Teukkie oppa? Atau kau malaikat yang dimintanya untuk menjagaku? Kau datang disaat yang tepat"

    Yuri kembali menangis. Kali ini ia menangis di bahu Siwon dan ia membelai rambut panjangnya.

      "Yang kutahu, aku hanya seorang teman bagi Teukkie hyung. Bukan reinkarnasi ataupun malaikat. Bila kau menganggap hatiku seperti malaikat, gamsahamida. Malaikat sebenarnya adalah Leeteuk hyung. He's angel without wings"jawab Siwon
~END AUTHOR POV~

~YURI POV~
    Mungkin benar kata namja tersebut. Teukkie oppa adalah malaikat tanpa sayap. Dan mungkin aku adalah sayap Teukkie oppa. Tapi jika penopangku hilang, kepada siapa aku akan bertopang? Apakah namja tadi yang akan menjadi penambat hatiku yang hilang? Teukkie oppa, tolong beri aku jawaban.
Yuri langsung terlelap dalam tidurnya. Dalam mimpinya ia bertemu Leeteuk oppa di suatu taman yang sangat indah.

'Oppa, jangan tinggalkan aku lagi'teriak Yuri

Leeteuk menoleh, ia tersenyum. Ia mengandeng tangan Yuri

        'Yul, dalam hidup pasti ada yang datang ada juga yang pergi kan?!'tanya Leeteuk oppa

Aku mengangguk

      'Aku adalah orang yang pergi dalam hidupmu itu. Jadi cobalah untuk lupakan aku. Aku akan sangat merasa bersalah bila kau terus terpuruk karena kematianku. Anggap saja Siwon itu adalah pria yang datang. Mungkin kau berpikir jika kau, Kwon Yuri melupakan aku kau akan merasakan kekosongan yang sangat besar. Cobalah agar Siwon mengisi kekosongan hatimu'terang pria itu

'Siwon? Nama namja itu Siwon? Tapi oppa kau tahu, bahwa kaulah pemilik hatiku. Kita sudah pernah membahas ini, selama aku menggenggam hatimu dan hatimu menggenggam milikku. Kematian-pun tak bisa menghalanginya' (sbelom kena protes. Kalimat ini diambil dari novel Frans dan Sang Balerina. Kutipan Liana tentang Violeta dan Alfredo)

    'Tapi Yuri, sampai kapan kau akan mempertahankan pendapatmu itu. Aku tahu sampai selamanya kau milikku dan aku milikmu. Tapi sadarlah, kita sudah berbeda sekarang. Kau manusia dan aku roh. Aku tak bisa membahagiakanmu. Biarlah dia menjadi raja dari hatimu Yuri'

Setelah berkata demikian, Leeteuk mengecup kening Yuri dan menyeka air mata yang membasahi pelupuk mata.

      'Jangan menangis black pearl. Kau tetaplah milikku. Tapi ingatlah dirimu juga ya sayang. Kau tetap butuh kasih yang nyata, riil. Bukan hanya dalam bayangan atau mimpi saja'

  Seketika itu juga keadaan taman menjadi gelap. Leeteuk oppa hilang dalam terjangan angin puyuh yang menerpa. Yuri terbangun.

          "Mengapa mimpi tadi nyata sekali?"
~END YURI POV~

~SIWON POV~
    'Siwon, siwon'

'Siapa itu? Keluarlah,'

Siwon melihat cahaya putih mulai mendekatinya. Ia ketakutan.

'Hyung bila itu kau, aku minta maaf. Bukan maksudku untuk merebut Yuri. Aku hanya ingin menenangkan-nya'rintih Siwon sambil berlutut

Sebuah tangan hangat menyentuh bahunya, membantunya berdiri. Ia menoleh kebelakang. Leeteuk hyung!!!

'Hyunggg, sungguh maafkan aku. Aku tak bermaksud. Jangan bawa aku pergi dahulu, aku masih belum bayar utang pulsa ke Kyu evil  dan belum menyatakan perasaanku kepada Yuri. Jangan bawa aku pergi dulu'

Leeteuk tertawa, ia memukul lengan kekar Siwon. Ia menahan sakit di perutnya karena tertawa (emang bisa ya?)
   
    'Aduhh Siwon. Paboya. Tak mungkin aku memarahimu. Lagipula wajah tampan ini kau samakan dengan dewa kematian? Grim Reaper?'tanya Leeteuk sambil menahan sakit di perutnya (Narsis mode : on)

'Memang ada hyung. Di drama 49Days itu. Grim Reapernya keren, stylish, pakai smart phone, bisa jadi hantu atau manusia' jawab Siwon

      'Benarkah? Wahh kamu gak tahu ya? Yang jadi scheduller itu kembaranku' canda Leeteuk

Leeteuk memasang kembali wajah seriusnya.
 
    'Jadi siwon, maksudku menganggu mimpimu itu untuk minta tolong'

'Minta tolong?'tanya Siwon balik

    'Tolong, buat Yuri melupakanku. Aku tersiksa tiap kali melihatnya dari atas menangis. Kini giliranmu Siwon. Aku tahu lhoo kalau kamu suka Yuri lebih lama dari aku kan?! Sejak smp? Sekali lagi tolong, aku sudah berusaha memberitahunya tapi sepertinya dia menolak'

'Memberi tahu? Maksud hyung, hyung meninggal karena sengaja? Jadi memberitahu Yuri sebelum hyung meninggal?'tanya Siwon keheranan

    'Hey dongsaengku yang tampan ini, kuberitahu ya. Tidak ada orang yang mau mati dalam keadaan dia sedang bertengkar dengan kekasihnya. Jadi tentu saja aku memberitahunya lewat mimpi'

'Apa? Lewat mimpi? Gawat hyung!!'teriak Siwon

    'Ada apa wonnie?'tanya Leeteuk. Ia ikut panik

'Yuri bakal tak bisa tidur bila mendapat mimpi aneh atau seram. Ia pasti sedang duduk termenung sampai pagi. Ia pernah bermimpi bertemu seseorang dengan pakaian putih memeluknya dan berbicara panjang lebar padanya. Dan keesokannya? Dia sakit'jelas Siwon

    'MWO !!! Bagaimana ini?'teriak Leeteuk bingung

'Hyung, aku tinggal ya! Aku mau bangun dari mimpiku yang rada aneh ini' (Mau pamit permisi dulu , contoh anak sopan *siwon si anak alim* Mau pamit bangun dari tidur bilang bilang --")

      'MWO, kau buat aku bingung. Tapi baiklah. Kau buatku sakit kepala, kau buatku migrain'ucap Leeteuk lalu ia menghilang (sama saja ya?!)
Siwon terbangun dari mimpinya. Dibilang mimpi bukan, penglihatan bukan, dihantui iya!

  Siwon menelepon Yuri. Tersambung

"Yeoboseo?"ucap Siwon pada penelepon disebrang

    "Hmm, si..apa kau? Menelepon..........di jam 2 PAGIII!!"teriak Yuri

"Aku namja yang tadi mengantarmu pulang"

  "Hmm, Siwon oppa?"

"Darimana kau tahu namaku? Perasaan tadi aku tak memberi tahu namaku. Kau memanggilku namja sok ikut campur kan ?!"

  "Leeteuk oppa memberitahuku. Lewat mimpi"

"Ne, nado yul. Kau mimpi aneh?"

    "Aniyo. Aku bermimpi bertemu Leeteuk oppa. Ia menceramahiku"jelas Yuri

"Hmmm"

    "Tapi bagaimana kau tahu bahwa aku bermimpi? Apa benar sugestiku tentang kau itu reinkarnasi?"tanya Yuri lagi

"Aniyoo. Dia juga menceramahiku di dalam mimpiku. Dia meminta agar aku menjagamu dan menjadi pengisi kekosongan hatimu"

    "Wahh wahhh, apa kita berada di mimpi yang sama? Oppa bilang begitu juga. Jangan-jangan dia turun dari surga untuk memberi tahu kita lewat mimpi?"

Seperti tersihir, Siwon berkata
"Ne, dia datang untuk kita. Kau dan aku"

KLIK telepon dimatikan. Kini Siwon dapat tidur dengan nyenyak. Dari tempat lain, tampak wajah seorang namja tersenyum melihat kedua insan itu tertidur kembali ke alam mimpi mereka
~END SIWON POV~

~AUTHOR POV~
    Yuri mulai bersiap untuk ke kampus. Ia masih memikirkan apa yang dikatakan Leeteuk oppa kemarin.

        "Siwon, nama namja itu Siwon"gumam Yuri

  Din Din ~

  Yuri melirik melalui kaca jendelanya. Mobil Seohyun. Lebih baik aku cepat-cepat

-Mobil Seohyun-

    "Yul unnie ! Lama sekali kau"gerutu SeoHyun

  "Maafkan aku Seororo. Aku mimpi buruk semalam"

Sepanjang perjalanan Yuri terus bercerita tentang mimpinya. Ia juga menceritakan kejadian kemarin yang membuat Seohyun cemas. Seohyun hanya mendengarkan cerita sahabatnya itu.

    "Kurasa, kau harus mencoba mendengarkan Leeteuk oppa. Mungkin saja Siwon oppa itu pengantinnya upss salah penggantinya"oceh Seohyun

  "Mwo? Pengantin?"teriak Yuri yang membuat kuping Seohyun panas

    "Unnie tidak dengar aku sudah meralatnya?"

  "Mian"

    "Dia tampan juga lhoo unnie. Tak beda jauh dari Leeteuk oppa"ucap Seohyun sambil menggoda Yuri

  "Siapa yang kau maksud?"tanya Yuri

    "Itu pria yang baru saja memparkirkan mobilnya disebelah kita"

Yuri menoleh. Mobil itu, ia ingat mobil itu. Mobil Siwon. Yuri dan Seohyun langsung turun. Begitu juga dengan Siwon. Seohyun memikirkan sebuah rencana. Ia berjalan di samping Yuri. Siwon juga melangkah ke arah yang sama. Seohyun mendorong Yuri ke arah Siwon.

  Grabbb

Siwon menangkap Yuri dalam pelukan-nya. Seohyun terkikik. Yuri melepaskan pelukan Siwon.

  "Ada apa kau memeluk-ku?"tanya Yuri

      "Itu Seororo yang dorong"balas Siwon

        "M-mm, maafkan aku ya yul"ucap Seohyun dengan nada dibuat buat untuk menggoda Yuri

"Awas kau seororooooo !!!!"gerutu Yuri

      "Siwon siwon siwon"ucap Seohyun sambil terkikik

        "Apa?"tanya Siwon
*niat Seohyun mau njodohin Yuri, tapi sangking polosnya, Siwon ngira kalo Seohyun manggil dirinya. Gak jadi deh, Seohyun ngerjain Yuri, wkwk*

    "Aku itu panggil Yul unnie bukan kamu!"sewot Seohyun

  "Tapi namaku Yuri , Y-U-R-I bukan SIWON!!!"

    "Ahh, kalian sama saja polosnya. Pasangan yang cocok!"teriak Seohyun diiringi jitakan Yuri

    "Auwhhh, sakit unnie !!"jerit Yuri

Yuri dan Siwon terkikik.

    "Betulkan?! Kalian ketawanya aja berjamaah, gimana gak mau dibilang cocok?"

  Yuri sedikit memikirkan perkataan Seohyun. 'Betul juga ya?'pikir Yuri.

KRINGGG!!!

Bunyi bel yang memekakkan telinga-pun berbunyi. Mereka bertiga segera menyudahi percakapan tadi. Siwon berjalan kearah fakultas kedokteran, Yuri ke fakultas seni sedangkan Seohyun ke fakultas teknologi informatika.

                                -SKIP TIME-

-Jam Makan siang-
    "Yul, mau makan denganku?"ajak Siwon

"Boleh dehh, seororo itu lagi ujian susulan pula"jawab Yuri

      Siwon dan Yuri langsung berjalan kearah kantin dan memesan makanan. Sembari menunggu makanan datang, mereka bercakap-cakap.

"Oppa, kau dapat nomor hapeku dari sapa?"tanya Yuri

    "Kau lupa? Aku kakak kelasmu sejak SMP. Aku waktu itu meminta nomormu dan untungnya kau tak pernah ganti nomor"jawab Siwon

"Apa yang kau lihat dari Leeteuk oppa?"

    "Maksudmu sikap?"tanya Siwon

Yuri mengangguk sambil mengunyah

    "Ia pribadi yang baik, ramah pada siapa saja. Hmmm,... Apa lagi ya? Pokoknya dia baik dehh"jawab Siwon

"Dia baikkk sekaliii. Aku yang jahat oppa. Sebelum dia meninggal, aku marah padanya. Padahal dia berniat untuk melamarku. Aku pikir dia bertemu Yoong unnie. Aku menyesalll~"tutur Yuri sambil menitikkan air mata

[Fanfiction] My Love | tags : Naruto, Hinata, Sasuke, Sakura

~SAKURA POV~
"Hoammm~"
Sakura mengusap matanya pelan , ia melirik jam berwarna pink di sebelah kasurnya.
"HUAAAAAA~" Sakura kelabakan "ibu , kenapa tidak bangunkan akuuuu !"
Sakura langsung melesat ke kamar mandi.
~END SAKURA POV~

~HINATA POV~
tit tit tit
Hinata terbangun karena suara ponselnya. Ia meraba meja kecil disampingnya dengan mata terpejam. Ia membuka sms yang masuk
  From : Naruto-kun
Hinata-chan , nanti ada waktu ? Telepon aku ya *pelukcium dari naruto
Hinata hanya bisa tersenyum sehabis membaca pesan dari naruto,pacarnya dalam waktu 8 bulan ini.
~END HINATA POV~

~AUTHOR POV~
Hinata segera pamit pada ayahnya dan berjalan menyusuri jalanan di Konohagure. Ia menekan dial nomor satu di ponsel putihnya. Nomor Naruto.
"Halo Naruto . Ada apa ?"

"Hmm , aku mengerti . Kutunggu di tempat biasa ya."

Hinata Hyuuga , anak dari keturunan Hyuuga saudara Neiji Hyuuga ini sedang menjalani hubungan dengan Naruto. Sejak kedatangan Naruto ke Konoha dalam misi menyelamatkan Sasuke,Hinata dan Naruto sudah pacaran. Sebenernya sihh udah pacaran lama , tapi baru serius sekitar 8 bulan terakhir ini.
~END AUTHOR POV~

~NARUTO POV~
"Aku rasa ini sudah pas."ucap Naruto sambil menata bunga yang ia siapkan sedari tadi
Ia segera naik keatas dahan pohon dan menunggu Hinata datang.
5 menit kemudian.......
  Bayangan Hinata mulai tampak dari posisi Naruto berdiri sekarang.
"Naruto-kun , dimana kau ?"ucap Hinata
Naruto sudah memasasang ancang-ancang untuk turun. Langsung ia melompat dan berdiri dibelakang Hinata. Naruto memeluk Hinata dari belakang hingga membuat ulasan merah memancar di pipi Hinata.
~END NARUTO POV~

~AUTHOR POV~
Hinata hanya celingak celinguk menunggu Naruto di taman biasa ia bertemu.
HAPPP !!!
Naruto langsung berdiri di belakang Hinata dan memeluknya. Ulasan semu merah terpancar di pipi Hinata.

    "Hinata kau kenapa?"tanya Naruto yang melihat pipi dan cuping telinga Hinata memerah

"Hmm~"
Hinata hanya bergumam sambil menggerakkan telunjuknya bersamaan. Gaya khas Hinata jika sedang malu.

"Hahahah"

"Naruto-kun , kenapa kau tertawa?"tanya Hinata kebingungan

"Kau malu ya ? Atau terlalu senang ?"
Hinata hanya bergeming.
tut tut tut

"Ponselmu"ucap Hinata

Naruto segera meraba saku kaos hitamnya. Tetap saja ia tak menemukan ponselnya yang terus-terusan berbunyi bahkan mengalahkan teriakan Naruto yang mengerang karena tak menemukan ponselnya.

"Di saku celana , Naruto-kun"ucap Hinata lagi

"U-oh , benar."

Naruto segera mengangkat panggilan yang masuk itu. Hokage Kelima,Tsunade.

"Ada apa?"ucap Naruto pada penelepon
Ia mengerutkan keningnya.
"Hnn , baiklah"

"Kenapa Naruto-kun?"tanya Hinata

"Maafkan aku Hinata-chan. Tsunade memanggilku."ucap Naruto dengan nada sedih,"nanti aku akan meneleponmu lagi"

"Tak apa"

Naruto segera beranjak,namun sebelum ia pergi ia mengecup pipi kanan Hinata sambil berteriak, "Hinata-chan , aku merebutnya lagi"
Hinata hanya berdiri mematung dengan tampangnya polos dan muka semerah tomat (Author sedeng)
~END AUTHOR POV~

~SASUKE POV~
"Kenapa lagi si Tsunade itu memanggilku ?"gerutu Sasuke
Ia langsung berjalan menyusuri jalanan perumahan Uchiha yang kosong melompong. Gema derapan kakinya terdengar menyeruak ke telinganya.
~END SASUKE POV~

~AUTHOR POV~
Tsunade duduk sambil membaca gulungan dihadapannya. Sesekali ia membalik kursinya sehingga berbalik dan dapat melihat pemandangan Konoha dari atas.
Tok tok tok
Ia berbalik dan melihat pria dengan topeng hewan , bukan topeng monyet atopun topeng kodok. Tapi topeng khas Anbu.
Tsunade memang sudah menunggu pria yang baru saja masuk tadi. Sesaat pria tersebut melirik wanita yang duduk di sofa. Sakura Haruno. Tatapan mereka mereka bertumbrukan. Djuarrr !! (Authornya kumat)
  Pria itu membuka topengnya dan berjalan menuju meja Tsunade. Ia hanya berdiri sampai Hokage yang gila minum itu menyuruhnya duduk.
"Duduk lah Sasuke. Di sofa itu"ucap Tsunade

"Hn..."

Tsunade pun ikut duduk di sofa tersebut. Saat ia mau memulai pembicaraan tiba-tiba.
JDUARRR !!!

"Hey kak Tsunade , ada apa kau memanggilku ?!!"teriak Naruto

Sakura,Sasuke dan Tsunade-pun menoleh ke asal suara. Naruto ikut menoleh ke arah sofa. Ia sedikit tersentak melihat pria klan Uchiha yang duduk di sebelah kak Tsunade.

"Sasuke~"teriak Naruto

Naruto-pun segera berjalan ke arah Sasuke dan memukul punggungnya. Sasuke tertohok. Tsunade langsung mempersilahkan Naruto duduk

"Nah karena semua tamuku sudah datang. Aku akan mempersingkatnya"ucap Tsunade membuka percakapan

"Apa yang ingin kau bicarakan kak Tsunade ? Hinata-chanku menunggu!!"sentak Naruto

"Naruto-kun , DIAMLAHHHH !!!!"teriak Sakura sambil menjitak kepala Naruto

"Hnn , begini. Karena masa hukuman Sasuke sudah selesai, aku ingin kalian berdua mengawasinya. Kalian berdua"ucap Tsunade sambil melihat Naruto dan Sakura bergantian "tinggallah di mansion Uchiha. Aku tau Sasuke bahwa kau tidak ingin orang yang tidak kau kenal mengawasimu. Jadi aku menyuruh anggota tim tujuh mengawasimu. Bagaimana?"tanya Tsunade

Sakura dan Naruto hanya mengganguk.

"Kak Tsunade apa sudah selesai ?aku harus pergi bersama Hinata-chan"tanya Naruto

Tsunade hanya mengangguk
~END AUTHOR POV~

~SAKURA POV~
"Huft,kenapa sihh guru Tsunade menyuruhku untuk tinggal di rumah Sasuke?"gerutu Sakura

Ia memencet nomor Ino dan Hinata. Ia menjadikan satu sambungannya

"Halo Ino , Hinata. Datanglah kerumahku ya. Aku otw nihh"

Sakura langsung memanggil taxi yang lewat.
~END SAKURA POV~

~HINATA POV~
Sakura memanggilku untuk kerumahnya. Aku segera berjalan. Rumah Sakura hanya beda satu blok dari rumahku. Kemudian aku melihat sebuah skuter warna ungu melintas. Skuter Ino

"Hinata , kau ke rumah Sakura juga kan?!Ayo sama aku"ucap Ino menawariku

  Segera Ino memacu sepedanya menuju rumah Sakura.
~END HINATA POV~

~AUTHOR POV~
Ting Tong~ Ting Tong~
Pencet Ino tidak sabaran. Kalau saja Hinata tidak menenangkan-nya , bel itu sudah rusak dari 2 menit yang lalu.
    Sebuah taksi biru berhenti di depan mereka. Sakura keluar dengan terburu-buru

"Maafkan aku teman. Jalanan macet."ucap Sakura pendek

Sakura segera membuka pintu dan mempersilahkan teman-nya masuk.
~END AUTHOR POV~

~SAKURA POV~
Aku mempersilahkan kedua temanku masuk. Aku membiarkan mereka naik keatas.

"Sakura apa yang ingin kau katakan ?"tanya Ino sambil mencari majalah terbaru di rak

"Sebentar , biar aku kumpulin jiwaku"
Tarik-buang-tarik-buang , ucapku dalam hati

"Masalah apa Sakura?"tanya Hinata lembut

"Hmm , gimana ya? Aku ditugaskan kak Tsunade untuk mengawasi Sasuke. Aku juga tak tahu apa maksud seringan iblis kak Tsunade. Dia menyuruhku tinggal di rumah Sasuke sampai waktu yang tidak bisa ditentukan."

Ino hanya melongo dengan mulut menganga bagaikan sumur yang mengalir. Mungkin jika ditampung dua sungai Nil-pun jadi.

"Hmm , a-APA ???"ucap Ino terbata-bata

Sakura hanya mengangguk

"Hinata , kenapa kau tidak terkejut?"

"Naruto-kun memberitahuku. Ia bahkan ia berteriak ditelepon. Kupingku hampir saja tuli."jawab Hinata sambil meniup telinganya

Sakura dan Ino hanya mengangguk. Mereka tahu pasti bahwa si Hinata akan menjadi orang pertama yang diberitahu Naruto itu. Sakura mendengus kesal

"Aku bisa menginap disana jika kau mau. Itupun jika kak Tsunade mengijinkan. Kau tahu kan , Guru Kurenai sedang menjaga anaknya itu. Aku bisa meminta Neiji untuk meminta ijin pada ayahku. Ia sulit dibujuk. Apalagi kalau ia tahu aku akan menginap di mansion Uchiha."

Sakura mengeluarkan mata anjingnya. Ia memeluk Hinata sangat erat. Hinata hampir saja kehabisan nafas karena dipeluk sangat erat oleh Sakura jika saja Ino menghentikan aksi barbar Sakura.

"Sayang sekali aku tak bisa. Ibuku memaksa ku untuk menjaga toko bunga. Maafkan aku Sakura."ucap Ino dengan nada sedih

"Tak apa Ino , kau kan bisa berkunjung. Ayo Hinata kita berberes."ajak Sakura
~END SAKURA POV~

~NARUTO POV~
"Hmm semuanya sudah. Tungguuuuu~ ada yang kurang. Oh iya PS-ku !"seru Naruto sambil menyambar PS-nya
Ia segera merapikan barang bawaan-nya dan meletakkannya dipojok ruangan.
Naruto segera menyambar handuk yang ia selempangkan di kursi dari tadi. Ia tak mau terlambat.
    To : My lovely Hinata-chan
Hinata-chan , aku ingin membawamu ke suatu tempat. Aku jemput jam 6 tepat ya...
PS: Dandan yang cantik ok ?! *pelukcium Naruto

SEND
Naruto-pun segera melesat ke kamar mandi
~END NARUTO POV~

~HINATA POV~
Hinata berusaha mencari pakaian yang cocok. Ia mengambil baju lalu melihat pantulan dirinya di kaca. Ia kembali menggeleng. Ia sedikit putus asa.
Tok tok
Hinata menoleh.
Kriekkkk~

"Hinata ini bajumu. Jangan dibiarin di ruang tamu donk"ucap Neji dingin

"Maaf Neji. Tapi makasihh yaaa."ucap Hinata;"Ehh Neji , gimana ? Papa bolehin ?"tanya Hinata lagi

Neji menoleh , ia mengangguk.

YES !!! teriak Hinata dalam hati. Ia memperhatikan baju yang ia pegang itu. Dress onepiece selutut warna biru safir dengan catatan kecil di plastik pembungkusnya.
'Dipakai buat tanggal 4 Januari'

"Hmm , tanggal 4 itu hari ini. Acara penting apa ya?"gumamnya

Hinata segera menuju kalender di meja riasnya. Tanggal 4 Januari dilingkari dengan spidol warna merah muda berbentuk hati. Peringatan 9 bulan masa pacaran mereka !!!

Aku makin panik. Aku harus bagaimana?
~END HINATA POV~

~AUTHOR POV ~
Tin tin
Mobil sport warna merah sudah berhenti di depan rumah keluarga Hyuuga.
  Hinata segera berlari menuju pintu.
"Neji , aku pergi dulu. Bersama Naruto-kun ok?!"pamit Hinata
"Ohh iya , maafkan aku Tenten-chan. Aku tidak melihatmu."ucap Hinata lagi
    Naruto sudah menunggu Hinata di depan pintu. Saat ia melihat Hinata ia terkagum.

"Tuan putri , kereta kencana sudah menunggu anda."ucap Naruto dengan nada dibuat-buat
Hinata hanya tersenyum , Naruto segera membuka pintu mobil dan mempersilahkan Hinata masuk.
Mobil kembali berjalan menuju Orange Hill atau Sunset Hill.
              Sunset Hill adalah sebutan Naruto dan Hinata bagi bukit dengan bunga-rumput kecil disekitarnya. Bunga putih itu tampak berwarna jingga saat matahari mulai tenggelam.
  Naruto menggandeng Hinata. Mengajaknya duduk di rerumputan sambil memandangi masuknya matahari keperaduan-nya. Hinata menyandarkan kepalanya dipundak Naruto.

"Kita tampak serasi sekali. Walau kita gak janjian ya Hinata?"tanya Naruto

Hinata mengangguk. Hinata nampak cantik dengan dress onepiece warna biru safir sedangkan Naruto tampak keren dengan kemeja putih berbintik biru. Hadiah dari Hinata.

"Naruto-kun , sebenarnya apa maksudmu tadi di sms? Sebenarnya ada acara apa sampai kau menyuruhku berdandan cantik?"tanya Hinata. Ia hanya ingin memastikan dengan berpura-pura tidak tahu

"Hmm , Hinata-chan"ucap Naruto

"Iya Naruto-kun"

Naruto segera berdiri dan mengeluarkan kotak berwarna biru dari sakunya. Ia berlutut dihadapan Hinata

"Hinata-chan , would you marry me ?"tanya Naruto

Hinata tersipu malu. Ia hanya mengangguk. Lalu Naruto menyematkan cincin dengan permata warna biru muda yang melambangkan keabadian di jari manis Hinata.
              Naruto kembali berdiri dan mendekap Hinata dalam pelukan-nya. Ia  memejamkan matanya dan mengecup pelan bibir Hinata.
~END AUTHOR POV~

~SAKURA POV~
      Aku membayangkan diriku sedang berada di taman bunga Sakura yang sedang berguguran di musim semi. Kemudian Sasuke datang dan memelukku.
BRUAKKKK
Ia mengelus pelan jidatnya. Ia sedang bermimpi tentang Sasuke lagi. Bunyi handphonenya itu. Gara-gara bunyi sialan itu ia terbangun dan dengan sukses lemari mencium jidatnya.
    From : Hinata-chan
Sakuraaaaa , aku dilamar Narutooo !!!

  Sakura sedikit terkejut saat membaca sms dari Hinata. Ia sedikit iri dengan hubungan Hinata-Naruto , Neiji-Tenten maupun Ino-Sai. Semuanya berakhir bahagia. Bahkan Sikamaru-Temari sudah menikah. Ia mendengus , kenapa semua temanku ada pasangan ? Sementara aku ?
        To : Hinata-chan
Selamat yaaa !!!

SEND

Sebenarnya ada sihh temannya yang tidak memiliki pasangan. Dia adalah Sasuke Uchiha. Tapi apa mau Sasuke denganku ?
~END SAKURA POV~

~SASUKE POV~
Ting tong~
Sasuke membuka matanya perlahan. Siapa yang berani membangunkannya malam seperti ini ?
Ia membuka pintu dan mendapati Naruto dengan tas besar dan masih menggunakan kemeja putih berbintik biru hadiah dari Hinata.

    "Sasuke , ijinkan aku menginap lebih cepat ya."

"Hn"

Sasuke mempersilahkan Naruto duduk.

"Ada apa Naruto ?"tanya Sasuke

    "Aku melamar Hinata. Aku tak bisa pulang. Aku terlalu senang sampai aku minum sake."

"Apa Naruto ? Kau melamar Hinata?"ulang Sasuke gelagapan

Naruto mengangguk

"Naruto , aku punya permintaan."

      "Apa itu Sasuke ? Katakanlah"
~END SASUKE POV~

---------------------------------

~AUTHOR POV~
    Sudah hampir satu tahun Naruto , Sakura , Hinata tinggal di rumah Sasuke. Namun Naruto dan Hinata belum menikah juga. Yahh , itu karena permintaan Sasuke.

»FLASHBACK ON«

"Naruto , aku punya permintaan"ucap Sasuke
   
      "Apa itu Sasuke? Katakanlah"

"Kamu jangan nikah dulu ya."

      "Lho kenapa Sasuke?"tanya Naruto keheranan

"Biarkan aku kembali dengan Sakura dulu ya."pinta Sasuke

»FLASBACK OFF«
      Pagi itu seperti biasa , Sakura dan Hinata memasak makanan untuk sarapan. Sementara Hinata memasak , Sakura harus membangunkan sang tuan rumah.
Tok tok
"Sasuke bangun , sarapan udah siap nihhh"

"..."

"Sasukeeeee"teriak Sakura lagi

"....."

Sakura yang mulai tidak tahan, ia memaksa membuka pintu kamar Sasuke. Ia melihat Sasuke yang masih menggeliat dalam kasurnya. Sakura mulai panas melihat hal itu . "Kuping Sasuke itu terbuat dari apa sihhhh ?????"
    Sakura segera menarik selimut yang menutupi tubuh Sasuke.

"KYAAAAAA~~"teriak Sakura

"GYAAAAAA~"teriak Sasuke latah akan teriakan Sakura

Naruto dan Hinata segera berlari menuju kamar Sasuke. Mereka melihat Sakura yang menutup matanya dan menunjuk tubuh Sasuke. Sasuke sendiri kebingungan melihat Sakura histeris. Ia melirik ke tangan Sakura. Arahnya ke dada Sasuke. "Ohh , karena ini?"pikir Sasuke dalam hati

        Naruto yang sadar akan tingkah laku Sasuke segera menutup mata Hinata. Lalu ia melemparkan kaos ke arah Sasuke.

"Cepat pakai Sasuke! Aku tak mau Hinata-ku terpikat olehmu."teriak Naruto

      "Hn"

Setelah Sasuke memakai kaosnya , ia mengusap pelan kepalanya. Teriakan Sakura membuatnya migrain.

"Lain kali tidur pake kaos ChickenButt !!"teriak Sakura

    "Kau sendiri , enak saja masuk kamar orang. Untung saja tak ada tetangga. Jika tak pakai kaos saja sudah bikin orang migrain gimana kalo aku gak pake celana? Dasar jidat lebar!"

"Apa kau bilang ?!!! Jidat lebar?"

          "Naruto-kun , ayo kita turun. Sampai kiamatpun mereka tak akan selesai."ajak Hinata
~END AUTHOR POV~

~SAKURA POV~
    "Ampunnn , Sasuke kurang ajar nihh ! Seenaknya aja ia panggil aku jidat lebar! Tapi Sasuke keren juga ya."gumam Sakura

"Sakura , ayo cepat makan ! Nanti makanan-nya dingin!"teriak Naruto

Sakura segera berlari menuju ruang makan. Ia tidak melihat Naruto dan Hinata. Namun , ia menemukan kertas warna biru tertempel di pintu kulkas.

      Sakura , kami-Naruto dan Hinata- sudah selesai makan. Kau makan berdua sama Sasuke-kun ya
                                                                    NaruHina

"Huft ! Ini pasti ulah Naruto. Seenaknya saja ia nyomblangin aku sama Sasuke?!"

Ia segera duduk dan memulai sarapan paginya. Ia mendengar suara derapan kaki. Langkah Sasuke pasti , batin Sakura.
        Dan tebakan Sakura benar. Sasuke turun dengan mengenakan celana selutut dan kaos putih yang transparan. Sehingga Sakura bisa melihat lekukan tubuh Sasuke yang atletis itu. Ia memalingkan wajah, ia tah mau lagi jatuh hati kepada Sasuke.
~END SAKURA POV~

~SASUKE POV~
        Aku langsung mengganti bajuku. Baju yang dilempar Naruto tadi baju kotor yang tergeletak. Aku mengambil baju putih transparan itu dan memakainya.

Kruyukkk~

Sepertinya perutku mulai demo karena sejak kemarin aku tak makan. Aku segera turun. Kulihat Sakura sedang makan. Sejenak ia melihatku lalu memalingkan wajahnya lagi. Sepertinya aku tahu maksud itu. Langsung aku duduk dan makan. Tanpa bertegur sapa atau apapun. Aku langsung melahap makanan yang tersedia di depanku
~END SASUKE POV~

~AUTHOR POV~
    Sakura sedikit bingung melihat tingkah Sasuke yang makan dengan rakus. Sakura berdiri untuk meletakkan piring kotor di wastafel belakang Sasuke. Pada saat yang sama, Sasuke juga berdiri.
            Sasuke mendorong sedikit kursi disebelahnya dan apesnya Sakura tersandung salah satu kaki kursi itu. Sakura yang kehilangan keseimbangan langsung terjatuh ke depan. Sasuke yang menangkap hal tersebut langsung merebut piring di tangan Sakura dan meletakkannya. Dan Sakura-pun jatuh ke pelukan Sasuke.

1 detik

2 detik

5 detik (Author gak bisa ngitung --")

Sakura masih dalam pelukan Sasuke. Ia masih berusaha menyusun puzzle kejadian yang membuatnya jatuh ke pelukan Sasuke. Perlahan Sasuke melepaskan dekapan-nya. Sakura masih merasakan hangatnya dekapan Sasuke. Ia memegang lengan-nya, "Sasuke tadi meletakan lengan-nya disini"gumam Sakura dalam hati

"Terima kasih Sasuke-kun"

"Hn"jawab Sasuke dingin

      Sikap dingin Sasuke kembali memenuhi atmosfir mansion tersebut.

"Sasuke , aku mandi dulu ya."ucap Sakura membuka percakapan
~END AUTHOR POV~

~SAKURA POV~
    Sakura segera berjalan ke arah kamar mandi. Ia membelai kembali lengan-nya. Ia bisa merasakan sensasi hangatnya dekapan Sasuke. Pikiran Sakura mulai kacau. Ia menggelengkan kepala. Namun slide kejadian tadi kembali lagi. Ia membasahi wajahnya dengan air dingin. Sakura mengigil.
Ia tak menghiraukan bila slide kejadian peluk-pelukan Teletubies (?) tersebut muncul kembali.
~END SAKURA POV~

~SASUKE POV~
  Sasuke tersapu malu (Author kumat , galau). Ia masih kaget dengan kejadian tadi. Kejadian yang membuatnya memeluk Sakura. Dan sekarang ia mulai berpikir yang tidak-tidak. Ia berada di rumah berdua. Hanya ada SAKURA dan SASUKE !!! Tak ada tetangga pula.
Sasuke mulai mengerjapkan matanya melihat pemandangan didepan-nya. Pemandangan yang ia lihat sekarang bahkan melebihi indahnya pemandangan Air Terjun Niagara.
          Ia melihat Sakura keluar dari kamar mandi dengan memakai tank top warna putih dan handuk menutupi kakinya yang jenjang.

GLEK

Sasuke menelan ludahnya.

"Sudah waktunya kah?"tanya Sasuke dalam hati

Deg deg deg deg. Detak jantung Sasuke mulai berdebar kencang. Ia menelan kembali ludahnya melihat Sakura mendekat. Ia membulatkan tekadnya. Harus ia lakukan sekarang.

"Its now or never"
~END SASUKE POV~

~AUTHOR POV~
    Sasuke berjalan mendekati Sakura. Sakura mulai waspada dengan tatapan Sasuke. Seringai iblisnya yang mungkin dipelajari dari Kyuhyun mulai menghipnotis Sakura. Sakura juga mulai mendekati Sasuke. Sasuke mendorong Sakura pelan ke tembok. Sakura bangun dalam lamunan-nya

        "Sasuke-kun , a-ap-a yang ma..u kau laku...kan?"tanya Sakura gelagapan

Sasuke makin mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura. Sakura hanya bisa berpaling menghindari tatapan maut Sasuke. Sasuke malah memalingkan wajahnya ke arah wajah Sakura berada sekarang.

"Tenanglah Sakura, "ucap Sasuke berbisik di telinga Sakura

"Bagaimana aku bisa tenang dengan posisi seperti ini ?!"teriak Sakura dalam hati

Sakura sendiri tak tahu, mengapa perkataan itu menolak keluar dari bibir mungilnya. Sepertinya hatinya mengharapkan hal ini terjadi.

    Sasuke memandang Sakura pelan. Sakura memejamkan matanya bersiap menerima kecupan Sasuke. Ulasan senyum kecil terukir di wajah dingin Sasuke. Sasuke mendekatkan wajahnya perlahan demi perlahan, ia berusaha mendekati bibir mungil Sakura. Mengecupnya perlahan dengan lembut. Sakura membalas kecupan Sasuke tersebut.

Krieett

Suara decitan pintu membuat Sakura dan Sasuke berhenti. Naruto dan Hinata terpaku di tempat. Melihat jarak yang dibuat Sakura dan Sasuke, mereka merasa ada sesuatu diantara mereka berdua.
~END AUTHOR POV~

~SAKURA POV~
  Ciuman Sasuke masih membekas di bibirnya. Sakura naik ke kamarnya di lantai dua;bersebrangan dengan kamar Sasuke. Ia naik perlahan sambil memegang bibirnya terus-menerus.
Ia naik perlahan dan mendapati Sasuke berada di depan pintu kamarnya. Posisi Sasuke sedang bersandar di pintu kamar tersebut. Lorong lantai dua tersebut yang dalam keadaan mati menambah ketegangan Sakura.

Deg deg deg

Sakura melangkah pelan ke kamarnya. Ia bisa melihat senyuman terukir di wajah Sasuke.

"Apa yang kau inginkan Sasuke?"tanya Sakura dengan nada dibuat tegar

"....."

  Sasuke berjalan mendekati Sakura dan memeluknya. Sasuke memejamkan matanya. Sakura mendongak melihat Sasuke yang menutup matanya.

  "Untuk apa kau menutup mata juga, Sakura-chan?"tanya Sasuke

"Uhm , tidak. Aku ...hanya ingin merasakan detak jantungmu"jawabku asal

  "Kau bohong"

Sakura mulai berkicau, ia berkata bahwa ia hanya ingin mendengarkan detak jantung Sasuke. Sasuke mendengus, ia benci jika Sakura kembali cerewet seperti ini. Sasuke langsung mengunci bibir Sakura dengan bibirnya.

"You already stole my first, now you want more ?"tanya Sakura

"But I'm really want more"ucap Sakura lalu mengecup bibir Sasuke dengan pelan dan lembut
~END SAKURA POV~

~AUTHOR POV~
  Sejak kejadian Sasuke mencium Sakura, hubungan keduanya semakin dekat. Musim gugur hampir berakhir dan Sasuke menunggu hal ini. Ia meminta Naruto dalam merencanakan hari yang ditunggu ini. Ia mengakui bahwa ia tidak pintar dalam hal memikat wanita.

    "Beri aku Orochimaru, Deidara, Pein semuanya. Asal jangan beri aku Sakura. Aku mati kutu dibuatnya."ucap Sasuke dalam hati
~END AUTHOR POV~

~SASUKE POV~
  Musim dingin sudah datang, namun salju belum turun juga.
      To : Sakura-chan
Jam 6 , jangan lama

SEND
      Sasuke sendiri tak tahu apakah rencana Naruto bakal berhasil.
Sasuke sudah siap di mobil sport hitam miliknya dengan kemeja hitam dan satu kancing terbuka. Tak terlalu formal namun juga tak terlalu santai Sasuke tampak tampan malam itu.

      Sasuke melihat Sakura keluar dengan dress one shoulder dan lengan panjang disatu sisi yang tertutup. Rambut pink dan mata emerlard Sakura menambah manis dan cantiknya Sakura malam itu.

"Mau kemana kita Sasuke-kun ?"tanya Sakura saat ia masuk kedalam mobil

"....."

Sakura sudah biasa diperlakukan seperti itu dengan Sasuke. Ia hanya bisa menunggu, mungkin sesuatu yang mengejutkan akan menantinya. Seperti saat di akhir musim gugur

Sakura berjalan menuju mansion Uchiha.
tit tit tit
    From : Sasuke-kun
Kutunggu di taman

    Sakura tersenyum. Sejak insiden kecil itu, Sakura dan Sasuke semakin dekat. Namun tidak terlalu dekat seperti Naruto-Hinata namun tidak terlalu jauh seperti teman biasa. Neutral position.

Sakura melihat Sasuke tersenyum padanya. Duduk di bangku taman kota Konohagure yang sedang memasuki awal musim dingin. Angin musim gugur masih bertiup membuat rambut pendek Sakura berkibar bagaikan bendera disaat upacara bendera (author galau, don't comment) Sakura menarik kain lengan panjangnya. Ia menyesali keputusan-nya untuk tidak mengenakan jaket ditengah angin dingin ini.

Sakura duduk.

    "Kau kedinginan Sakura-chan"tanya Sasuke

Sakura bergeming

    Sasuke melepaskan jaketnya dan menyampirkan-nya kepada Sakura lalu menggenggam tangan Sakura dan meniupnya kemudian mengecupnya pelan. Sakura bergeming, ia tak mampu berkata. Speechless.

Sakura masih malu untuk berkata-kata. Sasuke mengecup pelan namun lembut bibir Sakura.

      "Sakura, kau ini kenapa sih? Dipegang tangannya diam, dicium diam. Apa ciumanku kurang?"tanya Sasuke keheranan

Sasuke mengecup lagi bibir Sakura. Namun kali ini lebih agresif dan lama. Kali ini Sakura membalas ciuman Sasuke.

        "Apa kau masih kedinginan?"tanya Sasuke

Sasuke kini menarik-narik kerahnya layak orang kepanasan. Padahal angin sore itu makin gigih meniupkan udaranya. Sakura mengangguk

          "Hmm, kita lanjutkan nanti saja."ucap Sasuke;"Ayo ikut aku"

Sasuke berdiri dan menarik pelan tangan Sakura. Sakura hanya bisa mengekor pada Sasuke.
Sasuke menyetir menuju sebuah bukit. Di bukit itu terdapat sebuah ice skating ring. Sasuke menggandeng tangan Sakura menapaki jalan kecil yang tersedia. Sasuke membawa Sakura di sebuah ice ring. 2 buah sepatu luncur berwarna merah dan biru. Sakura menoleh keheranan
 
          "Mana pengunjung lain?"

"....."

Dengan posisinya sebagai CEO UCHIHA GROUP dan ketua kelompok anbu membuat Sasuke dapat melakukan apapun yang ia inginkan. Sasuke mempersilahkan Sakura duduk dan ia langsung berlutut dan memasangkan sepatu luncur di kaki Sakura.
~END SASUKE POV~

~AUTHOR POV~
Sasuke dan Sakura mulai berdansa kecil di lintasan es tersebut. Karena terlalu senang, Sakura terpeleset dan menimpa Sasuke. Kini tubuh Sakura menindih Sasuke di lapisan es dingin tersebut. Sasuke berdiri. Ia membantu Sakura bangun. Mereka menyingkir ke tempat duduk. Sakura tampak ngos-ngosan. Tiba-tiba sebuah cahaya menyilaukan menimpa mata emerlard Sakura. Ia menoleh. Sebuah cincin dengan berlian warna saphire blue mengelilingi cincin putih itu. Sasuke mengeluarkannya, sekarang Sakura melihat ukiran didalamnya 'SasuSaku' singkatan dari 'SasukeSakura'.
      Sakura menutup mulutnya, ia tidak percaya Sasuke melakukan ini padanya. Sasuke melamarnya !! Walau tak terlalu romantis, ia tahu Sasuke melakukannya dengan sungguh hati. Pipi Sasuke memerah, ia tak tahu ide ini bakal berhasil.
Sasuke berdiri diikuti Sakura, ia menyelipkan cincin itu di jari manis kanan Sakura. Sakura memeluk erat Sasuke. Sasuke sedikit terkejut, namun ia tersenyum dan membalas pelukan Sakura. Sasuke mengecup pelan bibir Sakura lalu berhenti dan kembali mengulanginya namun lebih dalam.
~END AUTHOR POV~

---------------------------------

~AUTHOR POV~
        Konohagure sedang mengadakan pesta besar saat ini. Bagaimana tidak? Hokage keenam - Naruto Uzumaki menikah dengan anak keluarga terpandang, Hinata Hyuuga. Sementara Sasuke Uchiha - ketua anbu dan pemilik UCHIHA GROUP menikah dengan dokter dan guru medis terkenal, Sakura Haruno.
Semua warga menikmati pesta pernikahan dua pasangan tersebut. Sasuke tampak gagah dan tampan dengan baju birunya dan Naruto dengan baju jingganya. Sedangkan Sakura dan Hinata berada disebuah ruangan. Tenten dan Ino membantu merek merapikan pakaian pasangan pengantin tersebut.

    "Kalian tampak cantik. Kapan aku bisa seperti kalian ya?"ujar Tenten

"Tenten-chan, tenang saja. Sepertinya kakakku itu akan menyediakan sesuatu untuk kakak."jawab Hinata

Tenten tersipu malu

          "Kapan juga ya aku dengan Sai?Dia belum juga melamarku"gerutu Ino

Sakura terkikik

PARA MEMPELAI WANITA MEMASUKI HALL !!

"Panggilan untuk kami. Ayo Hinata"
~END AUTHOR POV~

~HINATA POV~
      Aku segera melepas tudung putih yang menutupi wajah putihnya. Ia melihat pantulannya di kaca. Ia menghapus make-up yang masih menempel di wajahnya dengan cleanser. Hinata menutup matanya untuk menghapus eye-shadows yang menghiasi mata kecilnya. Ia merasa sesuatu hinggap di pundaknya. Hinata membuka matanya. Naruto memeluknya dari belakang.

          "Naruto-kun, kau mengagetkanku. Jangan lakukan itu lagi ya"ujar Hinata

  "Aku suamimu Hinata-chan, kau sudah jadi istriku. Masa dipeluk saja marah"ucap Hinata sambil menjawil (?) dagu Hinata. Ia mengernyit.

    Hinata tersenyum. Naruto mencondongkan wajahnya, tatapan-nya tertuju pada bibir Hinata. Ia memejamkan mata dan menunggu agar bibir Naruto menyentuhnya.

CHU

              Sambil tetap mencium Hinata, Naruto menggendongnya, mengangkatnya perlahan dan merebahkannya. Naruto menciumku terus menerus. Dia melepaskan jas-nya. Aku membantunya melepaskan sabuk dan kancing kemeja Naruto.

Ia memelukku erat. Aku melepaskan ciumannya untuk mendapat sedikit oksigen. Naruto sepertinya tidak mau melepaskan bibirku, ia terus mengemitnya bahkan lebih dalam.

(Author gak bisa nulisnya, bayangin sendiri ya chingudeul)
~END HINATA POV~

~SAKURA POV~
      Sakura membawa piringnya lalu duduk di sebelah Hinata.

              "Bagaimana malam-mu Hinata-chan?"tanya Sakura

Pipi Hinata bersemu merah

"Naruto-kun tidak memberiku tempat sedikit-pun. Semua ia ambil, tapi aku menikmatinya."ujar Hinata;"kalau kau sendiri bagaimana?"tanya Hinata

              "Sasuke tertidur. Ia hanya bilang bahwa ia tidak sanggup melakukannya"

"Sabar ya Sakura-chan, mungkin kau akan mendapatkannya nanti malam."hibur Hinata

»FLASHBACK ON«

Sakura berguling di kasur menunggu Sasuke. Ia masih saja tidak percaya bahwa ia menikah dengan Sasuke.

Kriett

Sakura menoleh, Sasuke masuk masih dengan jas hitam lengkap. Namun, dasi dan sedikit kancing kemejanya sudah terbuka. Sasuke menjatuhkan dirinya di kasur. Ia mencium Sakura lalu melepaskannya. Bau sake. Sepertinya Sasuke minum sake.

          "Sakura, maafkan aku. Aku masih belum siap untuk ini."gumam Sasuke

Sakura memeluknya,

"Tak apa"

»FLASHBACK OFF«
~END SAKURA POV~

~HINATA POV~
  "Sakura-chan, kau mau bulan madu dimana?"tanyaku

Sakura menggeleng

"Aku tak tahu"jawab Sakura;"kau sendiri?"tanyanya lagi

    "Sama. Tapi aku ingin sekali ke pulau Jeju di Korea atau ke Paris"jawabku
~END HINATA POV~

~NARUTO POV~
  Aku mengamit Hinata, sehabis makan malam tadi aku mengajaknya ke balkon hotel.

"Hinata-chan, kau ingin bulan madu kemana?"

    "Sebenarnya Naruto-kun, aku ingin ke pulau Jeju atau Paris."jawab istriku

"Hmm, Jeju atau Paris? Semuanya bagus. Bagaimana kalau Venezia? Kan negara itu tak kalah bagusnya dari Jeju dan Paris"usulku

    "Boleh juga"
~END NARUTO POV~

~SASUKE POV~
rrrr rrrr
  Getar ponselku menggelitik di saku celanaku. Naruto. Untuk apa dia meneleponku?

"Sebentar ya Sakura"

Klik

"Apa Naruto? Kau mengangguku dan Sakura-chan. Apa masalahmu?"

"Hmm, Venezia? Boleh juga. Aku akan beritahu Sakura"

"Maafkan aku Naruto, aku akan canggung bila harus berdua saja dengan Sakura-chan. Aku tahu dia istriku, tapi tetap saja aku merasa canggung."

"Ayolah teman, bagaimana bila aku yang membayar semua biayanya?"ujar Sasuke bernegosiasi

KLIK, telepon ditutup

"Sakura-chan, bagaimana kalau kita bulan madu di Venezia?"tawar Sasuke

  "Venezia?"ulang Sakura

Sasuke mengangguk
~END SASUKE POV~

~AUTHOR POV~
    Sakura memegang kembali pigura yang berisi fotonya dan Sasuke yang sedang berciuman saat prosesi pernikahan.

"Sakura cepatlah"teriak Sasuke dari lantai bawah

Ia dan Sasuke akan berbulan madu di Venezia, sebuah tempat yang tak kalah romantisnya dengan Paris dan pulau Jeju. Bahkan Sasuke meminta agar Hinata dan Naruto ikut juga.

Woooooonggggggg~
        Deru mesin pesawat mulai berbunyi. Sakura menyandarkan kepalanya di pundak Sasuke. Sementara Hinata dan Naruto sedang merencanakan sesuatu.
Perjalanan selama berjam-jam membuat kedua pasangan baru tersebut terlelap.

"Huaahhhh, akhirnya sampai juga"ucap Sakura dan Hinata bersamaan

Setelah sampai, mereka langsung berkeliling Venezia. Mulai dari menyusuri kanal dengan diiringi suara nan merdu dari nakhoda kapal sampai menikmati makanan khas Venezia.
    Hinata dan Sakura berkeliling sendiri meninggalkan Naruto dan Sasuke

  "Sasuke, bagaimana malam-mu dengan Sakura?"tanya Naruto

  "Aku belum melakukannya Naruto"jawab Sasuke santai

  "Apa?!! Kau ini bagaimana sihh? Lawan Deidara saja kau bisa gesit segesit ular, masa 'melawan' Sakura saja tidak bisa?"omel Naruto
~END AUTHOR POV~

~SASUKE POV~
tit tit tit
  Ponsel Naruto berbunyi

"Oh kau Hinata-chan, ada apa?"

"Hmm, aku mengerti. Kau tunggu dikamar ya. Ok, akan kusampaikan"

KLIK

      "Sasuke, Sakura sudah ada di hotel. Kau tidak usah mencarinya lagi"

"Hn"

-Sesampainya di hotel-
"Hinata, jadi?"tanya Naruto

Hinata mengangguk

Kriet, Naruto dan Hinata masuk kekamar mereka.

Ckelek, Sasuke membuka pintu kamarnya.

Suara air menandakan Sakura sedang mandi. Sasuke menyalakan televisi, namun ia mendengar suara Naruto samar. Sasuke mengecilkan volumenya, ia mulai mendengar suara Naruto dengan jelas.

      "Ayo sedikit lagi!"teriak Naruto

      "Aishhh, sakit Naruto-kun!"rintih Hinata

Sasuke mulai tertarik dengan perbincangan Naruto-Hinata.

      "Arrghh, Naruto-kun. Jangan memegang seperti itu. Pelan-pelan"

      "Aduh, ini sudah pelan Hinata-chan"

Sasuke mulai berpikiran kotor. Ia menelan ludahnya melihat Sakura keluar dari kamar mandi dengan tanktop merah dan hot pants.

Glek

Sasuke menelan ludahnya. Ia melihat Sakura duduk di pinggir kasur, hanya berjarak satu meter darinya. Sasuke mulai gelisah, ucapan Naruto dan Hinata mulai tergiang dikepalanya.
  Tetesan air yang jatuh dari rambut Sakura membuat tanktop merah yang dipakainya membentuk tubuh Sakura lebih jelas. Sasuke kembali menelan ludahnya.

"Its now or never"

Kata yang dipakainya saat ia meyakinkan diri untuk mencium Sakura. Sasuke merangkak perlahan lalu memeluk Sakura dari belakang membuat Sakura menoleh.

"Sasuke, mandilah dahulu sebelum memelukku"gerutu Sakura

Aku tetap memeluk Sakura, kini kudekatkan wajahku kearah wajah Sakura. Aku mencium pipi halusnya perlahan kemudian bibirnya. Aku menjatuhkan tubuh mungil Sakura kedalam pelukanku. Sakura sedikit kaget dengan tingkahku. Aku mencium lehernya, memegang tangan-nya yang berusaha melepaskan diri dari diriku.
~END SASUKE POV~

~HINATA POV~
"Naruto, aku capek. Lagipula ini sudah malam, ayo tidur"rengek-ku

  "Masa segini saja sudah capek Hinata?"

"Aduh, aku capek"

  "Baiklah, ayo tidur"ucap Naruto

Aku beranjak ke kasur diikuti Naruto. Aku masih menggunakan kaos putih dan hot pants putih yang aku kenakan tadi sore. Aku berguling pelan

"Hinata"panggil Naruto

"Hinata, kau belum menciumku"panggil Naruto lagi

"Hinata~, kau belum menciumku. Aku tak bisa tidur."panggil Naruto sambil menggoncang bahu Hinata pelan

"Kalau begitu, biar aku yang mencium-mu agar kau bisa tidur tenang"ucap Naruto

    Naruto mengecup pelan bibir Hinata dan Hinata membalasnya.
~END HINATA POV~

~SAKURA POV~
        Aku terbangun karena cahaya jendela menempa wajahku. Pandanganku kabur, pakaianku tak tahu entah dimana. Sasuke tertidur pulas sambil memelukku. Aku mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Sasuke menciumku lalu ia menjatuhkan tubuhku di kasur, kemudian......... Sakura menutup mulutnya. Apakah ini nyata?

    "Kenapa Sakura?"tanya Sasuke yang baru saja bangun

"Tak apa. Hanya saja aku kaget"

Sakura tersenyum
~END SAKURA POV~

~HINATA POV~
Aku terbangun karena udara dingin menusuk tubuhku. Aku menarik selimutku, dimana bajuku? Kulihat Naruto juga tertidur dengan posisi yang sama.

"Naruto,Naruto"

  "Ada apa Hinata?"tanya Naruto sambil mengusap matanya

"Apa yang terjadi?"
 
    "Bukankah itu wajar sayang?"

"Wajar sih wajar, tapi masalahnya. Kau menikmatinya sendiri!"bentak Hinata

    "Oh itu masalahnya. Kalau begitu, apa yang kau mau?"tanya Naruto

"KAU"jawab Hinata
~END HINATA POV~

~SASUKE POV~
"Naruto, kemarin apa yang kau lakukan dengan Hinata?"tanya Sasuke

          "Kemarin?"tanya Naruto lagi

"Iya. Kemarin, kau berbicara keras sekali. Aku juga mendengar Hinata merintih. Kau 'bermain' dengan-nya?"

          "Oh, itu. Kemarin aku bermain sepak bola di PlayStation yang aku bawa. Hinata tidak pintar bermain, jadi aku mencubit pipinya yang tembem itu. Dia merintih terus"jelas Naruto

Sasuke tertawa

"Terima kasih ya, karena kau main PS dengan Hinata. Aku sudah mendapatkan cintaku"teriak Sasuke